Menurutnya, tradisi ini bermula dari Sunan Kalijaga yang merasa dibantu oleh kera saat mengambil kayu untuk membangun Masjid Demak.
''Jadi temanya adalah, bagaimana kemudian budaya luhur rasa terima kasih kepada Sunan Kaljaga kepada kera-kera yang ada di sini,
karena ingin mendirikan Masjid Demak pada waktu itu, yang kayu jatinya diambil dari Gunung Pati ini, sekitar Kreo sini,'' jelas Hendi, sapaan akrab Wali Kota.
Baca Juga: Stok Minyak Goreng Melimpah Lagi, Mendag Akan Cabut Larangan Sementara Ekspor CPO dan Turunannya
Semenjak itu, kata Hendi lagi, Sunan Kalijaga kemudian selalu memberikan sesaji kepada kera-kera di Goa Kreo itu, yang berlangsung sampai sekarang.
Sementara itu Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso Pespojoedho mengatakan, jika Sesaji Rewanda ini dilakukan seiring dengan sudah longgarnya berbagai kegiatan karena pandemi.
Dia berharap, kegiatan-kegiatan pariwisata seperti ini bisa bangkit, dan meningkatkan perekonomian di Kota Semarang.
Baca Juga: Gadaikan Mobil Rental untuk Bayar Utang, Pria di Kabupaten Grobogan Ditangkap Polisi
''Sesuai dengan harapan Pak Wali dan kita semua, Kota Semarang yang kita cintai ini bisa menjadi barometer tujuan wisata yg go internasional, jadi bukan hanya di tingkat nasional saja,'' ungkapnya.
Wing juga berpesan kepada para generasi muda, untuk bersama-sama melestarikan budaya yang ada di Kota Semarang, yang sekaligus diharapkan bisa mendongkrak kegiatan wisata.