SEMARANG, suaramerdeka-wawasan.com – Polrestabes Semarang menyiapkan penjagaan berlapis di Wilayah Semarang dan sekitarnya saat digelarnya laga tunda BRI Liga 1 antara PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya.
Kesiapan Polrestabes Semarang di terungkap dalam rapat koordinasi antara aparat keamanan dalam hal ini kepolisian Polrestabes Semarang, Pemkot Semarang, Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya, Panitia pelaksana pertandingan PSIS Semarang, hingga suporter kedua tim.
Laga yang sebenarnya digelar sebulan yang lalu yaitu tanggal 8 Februari 2023, dijadwalkan akan digelar pada 29 Maret 2023 malam di Stadion Jatidiri Semarang.
Baca Juga: Ditunda! Laga PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya Tak Mendapatkan Ijin Keamanan
Rakor ini memang sengaja diadakan oleh Polrestabes Semarang sebagai langkah antisipatif khususnya dari sisi pengamanan.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan pihaknya akan menempatkan 4.756 personel kepolisian untuk melakukan penjagaan terutama di pintu-pintu masuk Kota Semarang. Bahkan kabupaten dan Kota sekitar juga akan melakukan pengamanan yang serupa.
Kapolrestabes menegaskan, pengamanan untuk laga ini akan diperketat dengan penjagaan akan dilakukan secara berlapis.
"Stadion Jatidiri dari asesmen pertandingan baru 58 persen atau 14 ribu tempat duduk. Sisanya, masih menunggu asessmen lanjutan. Untuk menampung 14 ribu ini sudah dibagi Suporter Semarang, Surabaya dan umum. Sudah diatur panpel," kata Irwan, Sabtu, 25 Maret 2023.
Dalam hal ini Panpel hanya memberikan kuota tiket untuk suporter Persebaya hanya dibatasi 1.000 tiket.
Oleh karenanya, Kapolrestabes melarang suporter Persebaya Surabaya yang biasa disebut Bonek, yang tidak memiliki tiket diharapkan tidak datang ke Kota Semarang.
‘’Jadi, sebaiknya tidak usah ke Semarang kalau tidak ada tiket," kata Kapolrestabes di hadapan rakor.
Adanya beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini saat penundaan laga PSIS Semarang vs Persebaya Surabaya yang membuat kericuhan membuat pihaknya lebih waspada jika hal serupa akan terulang kembali.
"Ada yang ambil makan di warung tanpa bayar, ambil makanan di wisma atlet di kompleks Jatidiri, gangguin atlet, pengrusakan, penganiayaan. Kita perlu hindari dengan catatan mereka tidak hadir," bebernya.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap, Semarang dan Surabaya bisa kompak. Terlebih pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan Pemkot Surabaya.
