SEMARANG, suaramerdeka-wawasan.com - Plh Walikota Semarang, Iswar Aminuddin, meminta kepada Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang untuk serius dalam menata para pedagang kaki lima (PKL).
"PKL itu harusnya ditata dengan baik, jangan sampai terkesan semrawut, dan kumuh,’’ kata Iswar di Balaikota Semarang, Rabu, 01 Maret 2023.
Iswar, yang juga Sekda Kota Semarang itu mengatakan, Kota Semarang saat ini adalah menjadi salah satu jujugan wisatawan untuk berekreasi.
Baca Juga: BKBH FH USM Beri Penyuluhan Tentang Penyelesaian Sengketa Waris
Makanya, lanjut dia, sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional, Kota Semarang harus menjaga citra bersih. ‘’Kalau kotanya terkesan semrawut, kumuh, bagaimana wisatawan mau datang?," kata Iswar.
Diakui Iswar, saat ini Disdag memang tengah melakukan pendataan PKL untuk mengoptimalisasi pendapatan asli daerah (PAD). Hingga saat ini, tercatat sudah ada 7.617 pedagang baik yang terdaftar maupun belum.
Namun menurut Iswar, jumlah tersebut terbilang masih minim jika melihat kondisi di lapangan.
‘’Saya kira kalau 7.000 an itu terlalu sedikit. Masa dari 177 Kelurahan setiap kelurahan hanya ratusan, kan tidak mungkin," tuturnya.
Untuk itu ia meminta Disdag untuk mendata lebih teliti dan lebih detail. Hal ini agar potensi PAD juga bisa ditingkatkan, dan keindahan kota bisa tetap terjaga.
Lebih lanjut Iswar meminta, jika sampai waktunya pendataan selesai, agenda selanjutnya adalah penataan. Sehingga perlu tempat-tempat untuk menampung dan menata mereka.
Lebih lanjut, Iswar memberikan contoh PKL yang ada di Alun-Alun Masjid Agung Semarang. Pengelola memberikan keamanan kepada pengunjung, bahkan soal sampah juga bisa tertata dengan bagus dan membuat masyarakat yang datang merasa lebih nyaman.
Baca Juga: Sekar (67), Penghuni Semarang Zoo Mati. Ini Penjelasan BKSDA Jateng
Pemkot memang berencana menempatkan PKL di sentra-sentra tertentu sehingga bisa terpusat dan mudah dalam menata serta melakukan monitoring.
"Kalau berpencar, kita susah ngontrol. Misal, target Rp 10 juta dapat Rp 2 juta yang masuk kasda. Kami tidak bisa mengontrol kontrol,’’ katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, kondisi Kota Semarang bisa menjadi lebih bersih dan lebih tertata. ‘’Kalau tersentral dengan baik, tidak di sepanjang jalan, kotanya bersih," pungkasnya