USM Tambah Satu Doktor Bidang Studi Islam

- Kamis, 16 Maret 2023 | 00:31 WIB
Dosen Agama Islam USM Daryono meraih gelar doktor studi Islam di UIN Walisongo Semarang (Dok/USM)
Dosen Agama Islam USM Daryono meraih gelar doktor studi Islam di UIN Walisongo Semarang (Dok/USM)

SEMARANG, suaramerdeka-wawasan.com – Universitas Semarang (USM), menambah satu doktor lagi setelah Dosen mata kuliah Agama Islam, Daryono, meraih gelar Doktor.

Daryono meraihnya dalam Ujian Terbuka Program Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang di Kampus UIN Walisongo Semarang Selasa, 14 Maret 2023.

Daryono sukses mempertahankan disertasi berjudul ‘’Etos Kerukunan Keagamaan Orang Islam Jawa (Studi terhadap Pemikiran Raja Mangkunegara IV)”.

Baca Juga: Jelang Dies Natalis ke-36, Rektor USM Gencarkan Program 'HATI'. Ini Harapannya ke Depan

Mendapat dukungan langsung dari USM">Rektor USM, Dr Supari ST MT yang hadir menunggui ujian hingga selesai, Daryono meraih predikat cumlaude.

Tampak juga memberikan dukungan  Bendahara Yayasan Alumni Undip, Dewi Tuti Muryati SH MH, Direktur Pascasarjana USM Dr Indarto SE MSi dan  beberapa dosen USM.

Dalam disertasinya, Daryono mengatakan, alasan Mangkunegara IV melakukan pembaruan sikap moral karena semasa leluhur tidak sesuai pada perkembangan tiga ciri khas budaya kearifan lokal Jawa.

Tiga ciri khas itu adalah harmonis, struktural fungsional dan transedal dalam kondisi kolonial.

“Ketiganya menuntut diperbarui dari feodal Jawa menjadi feodal Belanda berpaham merkantilisme melahirkan etos kerukunan keagamaan orang Islam Jawa atau pengalaman keagamaan sesuai dengan kemajuan yang manusiawi,” tuturnya.

Menurut Daryono, pembaruan tersebut meliputi tiga konstruksi teoritis sikap baik (budi luhur) yakni, bersikap baik atau hormat dan peduli terhadap apa saja, bersikap baik atau hormat dan rukun serta peduli kepada sesama, serta sesuai budaya atau pengalaman keagamaan orang Islam jawa.

“Tiga konstruksi teoritis tersebut merupakan identitas etos kerukunan keagamaan orang Islam Jawa atau pengalaman keagamaan sesuai tuntutan kewajiban dan kebutuhan dunia kehidupan semasanya dalam kondisi kolonial yang ditunjukkan melalui strategi implementasi,” ucapnya.

Ia menjelaskan, strategi implementasi pada etos kerukunan keagamaan orang Islam Jawa atau pengalaman keagamaan tersebut melalui bersikap moral atau beretos tepo seliro (tenggang rasa dan andhapasor (rendah hati).

Ini, katanya, bertujuan demi ojo mitunani wong liyo (jangan merugikan orang lain) serta amamangun karyenak tyasing sasami (berusaha agar orang lain dan dirinya hidup bahagia sejahtera).

“Strategi itu sesuai dengan pertama, kemajuan yang manusiawi melalui pendekatan tut wuri handayani. Kedua, pembangunan etis yang berkelanjutan dan ketiga, sesuai sikap multikulturalis, objektivasi teosentris-humanistis dan objektivasi Islam kolaboratif serta, pluralism modern,” pungkasnya

“Strategi implementasi tersebut dimungkinkan bisa menjadi pelajaran yang bermanfaat visi etisnya sebagai solusi problem konflik sosial dan kerusuhan bernuansa agama atau SARA di Indonesia,” tandas Daryono.

Halaman:

Editor: Didik Saptiyono

Tags

Terkini

USM Tambah Satu Doktor Bidang Studi Islam

Kamis, 16 Maret 2023 | 00:31 WIB

Pangdam Sambut Baik Program Kampus Kebangsaan USM

Kamis, 23 Februari 2023 | 06:59 WIB
X