Sebelum Meninggal, Buya Syafii Maarif Sudah Sempat Menjalani Fisioterapi, Begini Kronologisnya

- Jumat, 27 Mei 2022 | 14:43 WIB
Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat, 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping. (Foto: Dok. Istimewa/muhammadiyah.or.id) /
Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat, 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping. (Foto: Dok. Istimewa/muhammadiyah.or.id) /

YOGYAKARTA, suaramerdeka-wawasan.com – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, KH Ahmad Syafii Maarif telah berpulang pada usia 86 tahun. Buya Syafii Maarif berpulang di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Jumat, 27 Mei 2022, pukul 10.15 WIB hari ini.

"Buya masuk rumah sakit ini pada 14 Mei 2022 lalu karena serangan jantung kedua," kata Evita, salah satu Tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta, dalam konferensi pers di RS, Jumat, 27 Mei 2022.

Pihak RS PKU Muhammadiyah Gamping memberikan penjelasan terkait kondisi Buya sejak dirawat pertama pada awal Maret 2022 lalu. Buya memang mengidap penyakit Jantung, dan mengalami  serangan jantung pertama pada awal Maret 2022 itu.

Baca Juga: Innalillahi Wainna Ilaihi Rooji'uun. Muhammadiyah Berduka, Buya Syafii Maarif Berpulang

Namun, jelas dia, kondisinya lantas membaik sehingga menjalani pengobatan jalan dan kontrol berkala secara rutin di rumah sakit itu.

"Lalu Buya mengalami serangan jantung kedua saat ini (14 Mei 2022). Begitu masuk kami langsung membentuk tim medis,’’ kata Evita yang spesialis Jantung dan pembuluh darah ini.

Evita menjelaskan, timnya juga berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan. Lalu memberikan tindakan kataterisasi jantung pada Buya.

Sayang, jelasnya, selama proses kataterisasi jantung ini kali ini, pembuluh darahnya sudah sulit. ‘’Penyumbatannya sudah terlalu banyak, terlalu keras dan sudah sangat sulit dilakukan pemasangan ring," imbuh Evita.

Karena pemasangan ring atau kataterisasi itu sulit dilakukan, tim dokter memutuskan melakukan tindakan lain, yakni operasi jantung untuk Buya.

Namun secara jujur, Evita mengatakan, timnya dan tim dokter kepresidenan pesimistis jika tindakan itu bisa menolong Buya.

"Tapi, kami tetap putuskan lakukan tindakan seoptimal mungkin dulu untuk kondisi beliau, sebelum operasi," kata Evita. Hasilnya, lanjut dia, Buya sempat membaik lagi kondisinya.

Alat bantu oksigen Buya pun mulai dilepas. Buya, katanya, juga sudah mulai mobilisasi lagi, sudah fisioterapi. ‘’Bahkan kami sudah merencanakan Buya dipulangkan dengan kondisi itu," kata dia.

Namun pada Kamis, 26 Mei 2022, sore Buya mengeluhkan lagi nyeri dada dan sesak nafas. Dan ternyata serangan jantung ketiga sehingga tim dokter kembali merawatnya di ruang gawat darurat.

"Dan pada pagi ini, Buya mengalami henti jantung. Kami sempat lakukan tindakan resusitasi jantung dan pengobatan jantung dan paru kurang lebih satu jam dan sempat membaik lagi," kata dia.

"Namun 40 menit kemudian Buya mengalami henti jantung lagi. Kami berusaha kembali melakukan resusitasi jantung, namun pertolongan terakhir ini tidak berhasil menolong," tambah Evita.

Halaman:

Editor: Didik Saptiyono

Tags

Terkini

X