SIMPANG AMPEK, suaramerdeka-wawasan.com - Para pengungsi korban gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, mulai Terserang Penyakit sejak Sabtu, 26 Februari 2022.
Kasubid Dokpol Biddokkes Polda Sumbar, dr Eka Purnama Sari mengatakan, keluhan para pengungsi adalah diare, batuk, flu, demam, gatal-gatal, dan lainnya.
''Warga yang mengeluhkan sakit langsung diperiksa oleh tim medis yang ada di pos kesehatan, kemudian diberikan obat,'' jelas dokter Eka pada Minggu, 27 Februari 2022.
Dari data yang diperoleh di tiga posko pelayanan kesehatan di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, pengungsi yang mengeluhkan sakit sekitar 501 orang.
Rinciannya, 180 orang di posko pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Pasaman Barat, 150 orang di posko tim medis Semen Padang, dan 171 orang di posko kesehatan Biddokkes Polda Sumbar.
''Layanan yang kami berikan berupa pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat terhadap penyakit yang dikeluhkan,'' kata dokter Dian Leonita di posko Kesehatan Dinas Kesehatan Pasaman Barat.
Menurut Dian, sama seperti pengungsi di posko lainnya, keluhan yang disampaikan oleh para pengungsi, seperti demam, batuk, pilek, penyakit kulit, hingga hipertensi.
Tim Medis menengarai, faktor ketersediaan air minum serta pola makan yang tidak teratur, menjadi penyebab sakitnya para pengungsi.
Seperti diketahui, sekitar 5.000 orang lebih warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), yang khawatir terjadi gempa bumi susulan terpaksa mengungsi pada Jumat sore, 25 Februari 2022.
Baca Juga: Bus Wisata Tertabrak KA Rapih Dhoho di Kabupaten Tulungagung, 4 Penumpang Meninggal dan Belasan Luka
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, warga diungsikan ke 35 titik lokasi pengungsian yang telah didirikan Tim BPBD Gabungan.
''Sebaran titik pengungsian di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman, dan Kinali. Hingga kini, petugas di lapangan masih mendata warga yang mengungsi,'' kata Abdul Muhari dalam keterangan persnya, Jumat, 25 Februari 2022.
Menurut dia, petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan dan warga, masih memfokuskan pada pencarian, penyelamatan dan evakuasi, serta pelayanan kepada warga terdampak gempa bumi.