JAKARTA,suaramerdeka-wawasan.com-Pegawai honorer ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan pemerintahan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia berjumlah 325 ribu pegawai honorer.
Para honorer ASN, hingga saat ini menanti dan berjuang agar bisa diangkat sebagai pegawai tetap ASN atau PNS, melalui iku tes CPNS yang diadakan oleh pemerintah.
Menaggapi hal tersebut, Salah satu politisi dari fraksi Partai NasDem yang juga merupakan anggota Komisi VIII DPR RI Lisda Hendrajoni, memberikan usulan terkait pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Baca Juga: Hjulmand: Kalahkan Filandia, Selanjutnya...
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi DPR RI, Lisda Hendrajoni mengusulkan untuk mengangkat honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan tanpa pandang usia.
Hal tersebut dianggap sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah kepada tenaga honorer.
"Sekarang langsung masuk, ya okelah dia mampu dalam tes. Tapi orang-orang yang telah mengabdi sekian tahun juga harus dihargai," kata Lisda Hendrajoni.
Tenaga honorer dikenal memnilik upah yang jauh di bawah standar tetapi pekerjaan mereka pun sama dengan yang sudah diangkat menjadi CPNS atau PNS.
"Jadi, negara harus menghargai jasa, apalagi guru-guru bagaimana mereka bisa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bangsa ini dengan gaji alakadarnya. sementara tidak ada penghargaan dari pemerintah," ujar Lisda.
Lisda memberikan dukungan penuh jika pemerintah mengangkat honorer menjadi PNS tanpa harus tes dan melihat usianya.
"Kalau secara teknis, disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya sekarang lebih menguasai teknologi, sebagian lain agak kurang menguasai teknologi, nanti ditambah pembekalannya di sana," ucap Lisda.
Selain mengusulkan untuk mengangkat honorer menjadi CPNS, Lisda juga menyoroti tanggung jawab yang dipikul saat ini. Menurut Lisda, banyak tenaga honorer yang bekerja tidak di bidangnya.
Hal tersebut dikhawatirkan akan menjadi masalah ketika ada pengangkatan mengingat tidak ada formasi yang sesuai.
"Masuk saja jadi honorer dan yang lebih parah lagi honorernya pun bukan di bidangnya. Akhirnya pada saat pengangkatan, dia pusing sendiri karena bukan di bidangnya dan tidak ada formasi untuk dia.
Hal seperti ini terus kita pantau bukan hanya di Tasikmalaya melainkan se-Indonesia," tuturnya.