JAKARTA, suaramerdeka-wawasan.com-Penyebaran virus corona-19 di Indonesia masih terus 'menggila'. Indonesia kini terus bergelut dengan penyebaran virus corana-19.
Berbagai cara untuk mengurangi ataupun menekan angka penyebaran virus corona-19. Namun kenyataannya sampai saat ini belum berhasil secara tuntas.
Hal ini terlihat dari berbagai daerah mulai memperlihatkan angka kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan sepertinya kasus corona saat ini akan seperti pada tahun 2020.
Baca Juga: Ganjar Dorong Balai Litbang Salatiga Jadi Pusat Tes Genome Squencing di Jateng
Selain kluster pascalibur Lebaran dan kluster perumahan, kini kluster hajatan pun menjadi penyumbang angka kenaikan kasus corona yang cukup tajam.
Beberapa waktu lalu, sebanyak 232 kasus corona ditemukan di Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dari kluster hajatan pernikahan yang digelar warga setempat sepekan setelah Lebaran.
Taufik Hidayat yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan mengungkapkan ditemukan ratusan warga positif corona, setelah pihaknya menelusuri kontak di Desa Sidodowo, Jatipayak, Kedungwaras, dan Sambungrejo.
Menanggapi makin menggilanya penyebaran covid-19 di Indonesia,Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Profesor Zubairi Djoerban mengatakan, rasa miris serta kekhawatirannya akan kondisi di Tanah Air yang kembali alami lonjakan kasus corona.
“Mau berapa banyak lagi nyawa yang hilang karena Covid-19?” tulis Profesor Zubairi Djoerban.
Profesor Zubairi Djoerban mengungkapkan bahwa nyawa merupakan hal yang sangat berharga, lantas jangan karena virus corona Covid-19, lebih banyak nyawa yang harus dikorbankan.
“Kabar ini adalah tragedi. Tiap nyawa manusia amat berharga di atas apapun,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga dengan tegas meminta masyarakat untuk tidak meremehkan lonjakan kasus corona di Indonesia.
“Sebab itu jangan remehkan Covid-19,” lanjutnya, sebagaimana Pikiran-Rakyat.com kutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi yang diunggah pada 9 Juni 2021.
Oleh karenanya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat literasi terkait Covid-19, agar bisa lebih berhati-hati dalam bertindak.
“Perkuat literasi dan data sebagai kebenaran sehingga kita bisa bertindak rasional,” tulisnya.