TEGAL, suaramerdeka-wawasan.com - Para nelayan kecil di Kota Tegal menjerit hasil tangkapan ikan tak menentu, dipusingkan dengan tingginya biaya operasional dengan naiknya harga BBM subsidi.
Salah seorang nelayan di Kelurahan Muarareja, Tegal Barat, Tohari (52) mengatakan, merasa kebingungan untuk melaut dengan naiknya Solar yang diumumkan pemerintah pada Sabtu, 3 September 2022.
''Tadinya hasil melaut dengan Solar yang dibeli sebelum harganya naik dapat Rp150 ribu. Bingung, besok untuk beli solar atau buat makan, karena harga Solar naik. Kalau beli Solar, habis. Kalau nggak beli Solar, nggak bisa melaut,'' katanya, Selasa, 6 September 2022.
Sebelum ada kenaikan harga Solar itu, Tobari biasnya mengeluarkan uang Rp120 ribu untuk membeli 20 liter dengan harga Rp6.000 per liter.
Berarti, setelah ada kenaikan harga Solar, biaya perbekalan untuk sekali melaut dari pukul 05.00-12.00 WIB itu dipastikan membengkak.
Sementara itu, katanya, hasil tangkapan ikan sekali melaut tak menentu, rata-rata dari hasil tangkapan ikan itu hanya mendapat Rp100 ribu-150 ribu.
''Dapat ikan paling sekilo dua kilo karena melaut pakai kapal kecil. Sekarang harga Solar naik ya nggak dapat apa-apa. Malah tombok, karena harga ikan tidak ikut naik,'' tutur Tobari.
Ia pun mesti memutar otak agar bisa menghidupi keluarganya, yang masih memiliki tanggungan tiga anak masih duduk di bangku sekolah, dengan kondisi sulit tersebut.