KUDUS, suaramerdeka.com - Bupati Kudus Hartopo menjelaskan alasan isolasi terpusat harus ditempatkan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
Dia menyebut, penyediaan isolasi terpusat terkendala banyaknya keterbatasan yang ada.
Hal itu disampaikannya kepada awak media di Pendopo Kabupaten Kudus kemarin.
Dia mengatakan, sulitnya isolasi terpusat di Kudus diantaranya karena permasalahan sarana prasarana yang ada.
Baca Juga: Gara-gara Kenalan dengan Wanita di Facebook, Huda Tertipu Rp 500 Juta Lebih
''Di Kudus kami memang ada Rusunawa, Balai Diklat, dan Hotel Graha. Namun seperti di rusunawa itu yang harusnya bisa dua tempat tidur tapi yang satu tidak ada. Jadi harus menganggarkan,'' tambahnya.
Belum lagi, diakuinya, untuk keterbatasan sumber daya manusia (SDM), obat-obatan maupun vitamin yang harus difikirkan dengan maksimal.
''Sedangkan jika dilakukan di Donohudan bisa ditanggung sepenuhnya oleh provinsi. Kudus hanya bisa mencukupi sekitar 400 orang sementara yang isolasi mandiri 1200-an. Dioptimalkan di sini pun tidak cukup, harus terpusat di luar daerah,'' ungkapnya.
Sementara untuk anggaran, dikatakannya, Pemkab Kudus telah mulai menipis.
Anggaran refocusing juga telah banyak digunakan untuk operasional. Bahkan anggaran tak terduga dikatakannya hanya tersisa Rp 1 miliar lebih sedikit.
Sementara perjalanan kita masih jauh. Untuk operasi yustisi juga, tambahnya.
Sementara untuk isolasi pemusatan di Donohudan dikatakannya cukup lengkap.
Mulai dokter spesialis, dokter umum, area untuk olahraga bahkan difasilitasi senam. Isoman dibawa kesana karena lebih bagus dan sudah dikondisikan dengan baik.
Target disana ada sisa 700 tempat tidur. Kalau masih kurang disediakan Semarang. Tadi pak Gubernur sudah menelepon, tambahnya.
Kebijakan isolasi mandiri terpusat sendiri muncul dari masukan Kapolri, Panglima TNI, Pangdam, Kapolda dan Gubernur Jawa Tengah.
Jika isoman dilakukan di rumah dikhawatirkan tidak ada pemantauan khusus.