SEMARANG, suaramerdeka-wawasan.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seperti tak merasa bersalah atas pernyataan soal penolakan Timnas Israel U-20 yang berbuntut pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Ia memang mengaku ikut kecewa karena Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Namun ia mengaku, sebelum berstatemen sudah berkomunikasi dengan kementrian terkait dan juga PSSI.
"Pasti kecewa lah, kita sudah siapkan sejak awal kok. Kan tinggal beberapa catatan saja yang bisa kita lakukan,’’ katanya kepada media usai mendampingi Menpan RB di gedung Gradhika Bakti Praja, Kota Semarang.
Ganjar mengatakan, bahwa sebelum memberikan pernyataan menolak Timnas Israel U-20 main di Indonesia, dirinya sejak awal telah berkomunikasi dengan kementerian terkait termasuk PSSI.
Semuanya bilang ada peluang utama bagi Indonesia untuk menjadi co-host pada Piala Dunia U-20.
"Jika itu bisa, kan baik, relasi antara bangsa dan negara konstitusinya semuanya tegak. Ini satu kata yang saya sampaikan. Tunggu keputusan satu tahap lagi, yang kalau kata Mas Gibran ada plan b dan plan c, mudah-mudahan November ada keputusan yang baik untuk kita semua," beber dia.
Soal reaksi warganet yang meluapkan kekecewaan di akun media sosialnya, Ganjar menganggap itu sebagai hal wajar. Hanya saja, Ganjar meminta agar warganet tidak menyerang istri dan anaknya di dunia maya.
Ganjar mengajak semua pihak untuk menunggu keputusan resmi FIFA karena sampai kemarin, Kamis, 30 Maret 2023, belum ada surat reslangsung dihujani pertami, baik ke pemerintah maupun PSSI.
"Kita tunggu saja apa yang menjadi keputusan dari FIFA dan PSSI. Sampai tadi pagi saya tanya belum ada surat yang masuk dari FIFA ke PSSI atau pemerintah, pasti ke PSSI, bunyinya apa," kata Ganjar.